Senin, 29 September 2014

RESUME PERKEMBANGAN DAN KONSEP DASAR PENGEMBANGAN SENI PADA ANA USIA DINI

Pada anak usia prasekolah kemampuan mereka dalam menangkap keindahan sedang berkembang pesat meski prosesnya sudah dimulai di dalam kandungan (janin). Saat melihat, mendengar, meraba, anak merasakan rasa kagum, senang, nyaman, dan terhibur. Apa yang tertangkap dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan Belajar 1
PERKEMBANGAN SENI ANAK USIA DINI SAMPAI DENGAN 4 TAHUN
Seni pada anak-anak lebih dari pada sekedar membuat objek atau melukis gambar. Melalui seni anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, kesempatan, di mana anak dapat menggunakannya untuk mengkomunikasikan dan menyampaikan ide-ide tentang dirinya sendiri serta dunianya dan harapan untuk bekerja dengan cara mereka sendiri.
A.    Definisi Seni Anak
Pendidik seni membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana, mengapa, dan tahapan kematangan anak dalam perkembangan bentuk dari pemahaman simbolik terhadap lingkungannya.
Terdapat dua kategori besar dalam mengidentifikasi secara integral bagaimana mengajarkan seni.
1.      Mengidentifikasi tahap perkembangan seni anak sebagia dasar untuk belajar.
2.      Bagaimana anak-anak menggambarkan cara-cara yang mereka lakukan.
Dalam pendidikan seni, seni anak berkaitan dengan kualitas kemampuan mengamati bagaimana media dan teknik peralatan bekerja, dan bagaimana anak melambangkan pekerjaan, serta penggambaran karakteristik bentuk. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Lowenfeld “ … penguasaan media hanya merupakan hasil dari kebutuhan berekspresi …. (Lowenfeld, 1952)

B.     Tahapan Perkembangan Seni Anak-anak
      Setiap anak-anak melalui jalan yang sama pada perkembangannya, tiap langkah perkembangannya bervariasi. Berikut ini tahapan perkembangan seni anak.
1.      Mencoret (Scribble)
Pada tahapan ini anak-anak kecil latihan mencoret-coret dan menjelajah hubungan antara tanda-tanda di kertas dan gerakan yang dibuatnya. Ia memperoleh kontrol dan kepercayaan diri dalam penguasaan peralatan dan menikmati sensasi kinestetik dari mencoret-coret dan penguasaan terhadap coretannya. Berdasarkan pengalaman mereka, anak-anak mulai dapat menanamkan coretan-coretannya hingga akhirnya imajinasi memasuki coretannya. Secara garis besar, karakteristik tahapan mencoret ini adalah sebagai berikut :
a.       Terdapat pada anak-anak usia 18 bulan sampai 3 tahun.
b.      Anak-anak membuat coretan acak dan menjelajah peralatan dengan cara bermain yang menyenangkan.
c.       Pada coretan pertama masih belum terkoordinasi dan kemudian mengalami kemajuan menjadi semakin terkoordinasi.
d.      Anak-anak mencoba memegang pensil (dengan tangan kiri atau tangan kanan).
e.       Penggambar (anak yang menggambar) menemukan dan menunjukkan objek-objek yang telah dikenalnya dalam coretan acaknya dan memberi nama pada coretannya.
f.       Anak-anak belajar mengatakan tentang tanda-tanda, warna dan sebagainya.

2.      Tahap Pra-Skematik (Pre-Schematic Stage)
Setiap saat anak menjelejah hubungan antara menggambar, berpikir dan kenyataan. Pada awal tahap ini, anak mulai dapat memahami simbol yang dibuatnya untuk menggambarkan sesuatu, tetapi gambarannya biasanya tidak sesuai dengan maksudnya. Dia juga mengembangkan gambaran bentuk dan konsep bentuk. Secara garis besar tahap pra-skematik diuraikan sebagai berikut.
a.       Terdapat pada anak usia 4-7 tahun
b.      Warna digunakan tidak berdasarkan kenyataan dan anak-anak cenderung menggunakan warna kesukaannya.
c.       Gambar orang sederhana dengan ciri-ciri utama.
d.      Menggambar orang, seperti kecebong, kepala berukuran besar dan badan yang kecil/kurus dan tangan yang panjang.
e.       Objek mengambang – tidak menapak di tanah/lantai
f.       Menggambar dengan sinar-X (menggambar interior dan eksterior dalam waktu yang sama). Misalnya, menggambar rumah akan terlihat isi rumah (mebel, tempat tidur, lampu, dan lain-lain) dari luar.

3.      Tahap Skematik (Schematic Stage)
Saat anak pindah ke tahap ini, dia mulai menemukan dan menciptakan definisi ide-ide tentang manusia dan lingkungannya. Dia menggunakan garis, warna, dan ruang untuk membantunya melukiskan ide-idenya pada objek dan orang-orang; dia memperlihatkan garis dasar dan indikasi gerakan dalam gambarannya. Secara garis besar tahap skematik dapat dijabarkan, seperti berikut.
a.       Terdapat pada anak usia 7-9 tahun.
b.      Anak-anak mempunyai skema tentang cara menggambar. Ia akan menggambar ikan dengan cara yang sama dalam beberapa kesempatan menggambar.
c.       Menggunakan warna dengan realistic (sesuai warna objek aslinya).
d.      Sering menggunakan warna pilihan sebagai dasar pada peniruan pikiran dengan warna yang tepat pada suatu benda, seperti biru untuk warna langit, hijau untuk warna rumput.
e.       Menggambar diawali dengan membaut garis langit dan garis tanah (batas cakrawala).
f.       Ketika menggambar orang, ukuran tubuh dan kepala sudah mulai proporsional dan lebih terperinci.
g.      Mulai memahami hubungan antara seni mereka dan dunia mereka.
h.      Menciptakan cerita yang agak panjang dengan gambar mereka.
Lark Horovitz (1973) mempelajari perkembangan individual dalam seni pada anak-anak usia 3-4 tahun sampai remaja. Dia mengumpulkan gambar dan lukisan spontan yang dibuat anak-anak di rumah mereka sendiri.

C.    Perbedaan Individual Dalam Cara dan Kecepatan pada Belajar Seni
Pada seni sebagai area belajar terdapat perbedaan individual yang luas dalam cara dan kecepatan belajar. Seorang anak mungkin akan menggambar sebuah gambar dengan hati-hati dan pelan-pelan.
Setiap anak mempunyai cara bekerja dan kecepatan mereka sendiri dalam berkembang. Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui pendidik mengenai perbedaan individual dalam belajar seni, yaitu sebagai berikut.
1.      Anak-anak mempunyai pilihan terhadap Media Seni dan Peralatan
Tidak ada satu aktifitas seni yang memuaskan untuk semua anak. Seorang anak mungkin lebih suka menggunakan pensil untuk menggambar garis yang rumit yang kelihatannya direncanakan untuk setiap coretan.
Anak-anak kecil membutuhkan peralatan menggambar yang cukup mudah dipegang untuk menggambar secara spontan. Berikan mereka pensil yang lembut, pensil pastel, pena tinta warna dan pastel yang mudah dicoretkan ke kertas. Pena atau pensil biasanya dipilih oleh anak-anak yang tertarik pada garis. Berikan pilihan peralatan gambar pada anak-anak. Setiap anak akan memilihnya secara khusus sesuai dengan kebutuhannya untuk mengekspresikan diri.

2.      Anak-anak Menikmati Menggambar pada Permukaan yang Rata atau Pada Tiang Penyangga
Menggambar pada permukaan yang rata, seperti di lantai atau di meja dan menggambar pada tiang penyangga merupakan pengalaman yang sangat berbeda. Anak-anak mempunyai kesempatan untuk mencoba menggambar pada dua posisi itu dan kemudian akan mampu memilih salah satunya untuk tujuan terbaik mereka. Seorang anak menikmati menggambar dan menemukan bahwa dia dapat mengontrol coretannya dengan lebih baik pada permukaan yang rata. Oleh karena itu, ia lebih suka posisi itu pada saat tertentu.

D.    Penyajian Seni Dua Dimensi dan Tiga Dimensi
1.      Penyajian Seni Dua Dimensi
a.       Mencoret (scribbling)
Kegiatan mencoret merupakan kegiatan yang sangat penting bagi anak-anak. Kegiatan itu tidak hanya sekedar “mencoret-coret”. Dengan membuat coretan anak menyatakan bahwa melalui kekuatan pikirannya sendiri, dia dapat merubah kertas kosong. Anak pada tahap ini membutuhkan kertas yang lebar dan pastel minyak (oil pastel) yang nontoxic (ada beberapa anak yang suka memasukkannya ke mulutnya). Kertas besar akan membuat anak menggerakkan seluruh lengannya tanpa mengalihkan atau menghentikan pekerjaannya pada kertas tersebut.
b.      Menggambar (painting)
Menggambar pada permukaan yang rata atau pada tiang penyangga dapat diperkenalkan pada anak-anak saat mereka mulai pandai mencoret-coret. Kertas besar, kuas (dengan pegangan), dan gabungan warna yang cerah dengan cairan kental perlu disediakan pada tahap permulaan. Pilihlah lokasi yang bebas dari gangguan, kertas koran dihamparkan dahulu di atas lantai, gunakan pakaian pelindung (celemek), dan aturlah area sedemikian rupa agar anak nyaman menggambar.
c.       Melukis dengan jari (finger painting)
Finger painting adalah salah satu bentuk menggambar yang berharga dan merupakan ekspresi spontan. Beberapa anak kadang menemukan kesulitan saat finger-painting, yaitu ketika harus memasukkan tangannya ke dalam (yang mereka lihat sebagai) larutan/adonan yang kotor.
d.      Menggunting
Menggunting adalah keterampilan yang sering digunakan anak-anak pada aktivitas seni. Sebelum anak-anak dapat menggunakan gunting sebagai alat, mereka dapat memulainya dengan belajar merobek kertas. Anak belajar menggunting, kegiatan penting yang dilakukan adalah pada menggunting itu sendiri, bukan untuk tujuan yang lain. Anak-anak membuat potongan-potongan dengan cara menggunting untuk merubah tampilan bentuk kertas. Agar anak-anak dapat belajar menggunting dengan baik sebaiknya pada kegiatan ini mereka didampingi oleh guru atau pendidik yang duduk disampingnya dan mengajarkan menggunting.

e.       Menempel
Seperti menggunting, kegiatan menempel dinikmati sebagai kegiatan menempel itu sendiri. Anak-anak dapat menyatukan satu kepingan pada kepingan yang lain dengan menggunakan perekat atau lem. Melalui cara ini anak dapat belajar tentang kualitas perekat. Pada tahap awal belajar menempel sebaiknya disediakan perekat cair yang mudah dipegang dan digunakan. Sedangkan bahan-bahan lainnya yang akan digunakan sebaiknya dipilih secara selektif sehingga anak-anak dapat menempatkan dan menggunakan bahan-bahan tersebut dengan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam.
Pendidik dapat membantu anak dalam proses kegiatan meneml ini dengan cara menerima dan menanggapi apa yang diciptakan anak. Tujuan kita adalah anak akan merasa bebas dan percaya diri pada ekspresinya sendiri melalui kolase. Ketika anak merasakan kesenangannya sendiri, dia juga telah menyenangkan kita sebagai pendidik.
2.      Penyajian Seni Tiga Dimensi
a.       Tanah liat
Tanah liat adalah media lain yang dapat diperkenalkan pada anak-anak ketika mereka mulai menggunakan seni sebagai cara mengekspresikan dan menggambarkan diri mereka sendiri.
Tujuan dari kegiatan ini adalah anak dapat meremas-remas, mematah-matahkan, menggulung-gulung, menepuk-nepuk, memukul-mukul atau merasakan tanah liat itu sendiri tanpa membuat sesuatu yang mungkin kelihatan sulit bagi orang dewasa untuk memahami.
b.      Assemblage (memasangkan)
Assemblage atau memasangkan (keseluruhan yang dihasilkan dari penggabungan bagian-bagian yang dicocokkan) adalah bentuk lain yang dapat digunakan anak-anak. Keterampilan ini merupakan pembelajaran dalam bekerja dengan perakat dan lem untuk membuat kreasi tiga dimensi. Sebagai contoh kolase yang dibuat dari potongan kertas gambar putih menggunakan lem/kanji dan robekan kertas tissu dapat menjadi sebuah assemblage ketika kertasnya digulung/dipilin (diuntel-untel) sehingga permukaannya menjadi lebih tinggi (timbul) dibandingkan bagian alasnya. Anak-anak sering kali merasa senang jika menemukan suatu bagian yang dalam (cekungan).
Alas atau dasar dari sebuah assemblage dapat dibuat dari kertas, tanah liat, kertas karton, kayu, papan tripleks sedangkan assemblage-nya dapat dibuat dari pasir, kerang-kerang laut, potongan kayu, sedotan, kancing, kawat halus dan berbagai variasi lain yang dapat ditemukan.
c.       Benda bergerak (mobiles)
Benda yang dapat digerakkan adalah ekspresi seni tiga dimensi yang lain yang dapat dibuat anak-anak. Bahan-bahannya sama dengan kolase, seperti tali, kertas dan pipa pembersih.
Contoh mobiles adalah membuat kapal terbang yang digantung pada tali, membuat burung-burungan dengan tali, membuat kupu-kupu yang direkatkan pada sebatang sedotan sayapnya bergerak, dan lain-lain.
d.      Menukang
Menukang adalah aktivitas yang membuat anak prasekolah merasa senang. Dia dapat belajar menggunakan palu dengan kayu yang lembut dan paku dengan kepala yang besar.

E.     Musik dan Gerakan
Mengapa anak-anak menanggapi atau merespons dengan antusias pada kegiatan musik dan gerakan di TK? Pertama, Kegiatan ini menyenangkan. Tekanan utama pada kegiatan musik dan gerak dalam lingkungan prasekolah adalah pada kesenangan dari pada menampilkan keterampilan khusus atau pengetahuan yang dihasilkan. Kedua, kegiatan musik dan gerak memiliki syarat yang sesuai dalam hal lirik, irama dan melodi. Lagu-lagunya pendek, gembira dan semangat, merdu dan mudah dimengerti oleh anak. Ketiga , kegiatan ini meliputi tindakan (action). Musik diperdengarkan sambil anak-anak menggerakkan tangan. Keempat, kegiatan musik dan gerak adalah pengalaman sukarela. Kelima, kegiatan itu bersifat spontan. Anak-anak akan merespons lebih antusias untuk pengalaman musik atau gerak yang bebas, dan suasana yang tidak tertata. Keenam, kegiatan musik dan gerak mengundang anak untuk berkontribusi. Pendidik memulai dengan lirik dan melodi yang standar, tetapi ditengah-tengah.
1.      Musik pada Anak Usia Dini
Musik bersifat natural dan merupakan komponen penting pada perkembangan anak-anak. Pernyataan tentang hal tersebut dideklarasikan dalam konferensi Nasional Pendidik Musik pada tahun 1991 (Musik Educator National Conferences) (Mayesky, 1991). Isis pernyataan tersebut sebagai berikut :
Musik adalah natural dan merupakan bagian penting pada pertumbuhan dan perkembangan. Interaksi anak dengan musik memberikan akibat yang positif dalam kualitas hidup anak-anak. Keberhasilan pengalaman dalam musik membantu semua anak memadukan emosional dan intelektualnya dengan perkembangan lainnya melalui ekspresi kreatif dalam lagu, gerak irama dan pengalaman mendengarkan. Kita dapat belajar mengenal dan mengapresiasi musik pada anak usia dini.
a.       Belajar dan berkembang dengan musik
Musik kadang-kadang mengabaikan arti yang benar pada kreativitas dan ekspresi. Hal ini mungkin disebabkan musik sering diajarkan sebagai keterampilan dasar seni. Musik merupakan penyaluran terbaik untuk perkembangan kreativitas anak, seperti yang ditemukan pula pada bermain dengan cat dan tanah liat. 
b.      Penjelajahan Bunyi
Usia prasekolah merupakan masa di mana rasa ingin tahu terhadap dunia memuncak dan cara-cara baru terus-menerus ditemukan melalui interaksi dengan objek-objek yang berbeda dan mengembangkan ketrampilan baru. Kegiatan musik dapat menjadi bagian yang berharga dalam proses ini.
Pada usia sekitar 4-5 tahun, anak-anak cenderung mulai menemukan arti spontanitas dari membuat kegaduhan dengan objek-objek di dalam rumah, seperti memukul-mukul kaleng biskuit atau menggoyang-goyangkan panci. Prioritas pertama anak-anak terletak pada menjelajah kualitas bunyi-bunyi yang dihasilkan dan hal ini sering mereka coba pada perlatan lain dan memanipulasinya dengan berbagai cara, seperti memukul, menggoyang-goyangkan, menggesek-gesek, dan menggosok-gosok untuk menghasilkan semua jenis warga nada (timbre). Dengan sedikit petunjuk, anak-anak akan mendapat keasyikan yang sesungguhnya dalam bereksperimen dengan seluk-beluknya ketika membuat suara dengan peralatan makan atau kertas sebagai contoh.
c.       Kebaikan dari keributan
Pada tahap-tahap awal, beberapa dari keributan dapat menjadi sesuatu yang sangat menegangkan bagi sekitarnya, tetapi keributan merupakan pemenuhan daribeberapa kebutuhan dasar anak. Percaya atau tidak, keributan mempunyai arti yang bagus untuk ekspresi kreatif. Salah satu keuntungan dari keributan adalah dapat menjadi saluran pembersihan dari beberapa jenis akses energi dan frustasi yang dapat berakibat terbangunnya sifat yang buruk. Keuntungan lainnya adalah ketika anak-anak memanipulasi objek dengan cara yang berbeda, anak mengembangkan keterampilan motorik dan koordinasi fisiknya secara nyata. Kegiatan program musik tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu sebagai berikut .
1)      Menyanyi
Suara-suara yang menyenangkan dimainkan anak-anak mulai masa bayi dan masa kanak-kanak. Anak-anak senang mencoba atau berkesperimen dengan suara mereka dan bunyi-bunyi yang mereka buat. Mereka suka menyanyi, mengerik, menyanyi secara perlahan dan bersenandung ketika mereka bahagia. Pendidik harus menangkap dengan penuh semangat kesenangan alamiah dan antusias ini.
2)      Mendengarkan (listering)
Anak-anak mempunyai kesempatan yang luas untuk mendengarkan musik. Mendengarkan musik secara hati-hati merupakan hal penting dalam apresiasi musik dan akan membantu anak-anak memahami bagaimana mendengarkan untuk membedakan lagu sehingga mereka dapat merasakan lagu tersebut. Mendengarkan musik dapat menyejukkan dan memberikan kenikmatan. Oleh karenanya, sebaiknya disediakan beberapa jenis musik setiap hari, seperti lagu anak-anak, klasik, mars, lagu sebelum tidur (lagu pengantar tidur), jazz, lagu rakyat, rock ataupun rap. Musik yang diilih dapat memberikan dampak pada suasana hati dan meningkatkan energi mereka. Anak-anak akan terdorong untuk menanggapi lagu-lagu ini dengan gerakan tubuh secara kreatif, seperti menari, berbasis atau memainkan alat-alat musik yang sebenarnya atau secara imajinasi.

3)      Irama (rhythm)
Kegiatan irama memberikan anak-anak kesempatan untuk menjelajah bunyi yang teratur dna alunan suara musik. Banyak kegiatan permainan dilakukan dan disukai oleh bayi, termasuk irama. Salah satu permainan irama yang disukai oleh bayi adalah “bermain tepuk” (Pok Ame-ame). Bermain tepuk ini merupakan penjelajahan yang relatif sederhana pada bunyi. Anak-anak kecil meskipun malu-malu mereka bebas memadukan berbagai gerakan untuk membuat musik melalui tindakan yang berirama.
4)      Memainkan alat-alat musik
Sebaiknya anak-anak mendapat kesempatan untuk mencoba secara kreatif dalam kegiatan ritmik. Mereka akan menikmati ketika menggunakan/memainkan alat-alat musik, seperti drums, triangle, tongkat pemukul ataupun tamborin.

2.      Tahapan Perkembangan Musik Anak
Setiap anak adalah unik dan berkembang dengan cara mereka sendiri
Tahapan Perkembangan Musik Anak
a.       Usia sebelum lahir
Bayi dalam kandungan dapat mendengar suara sejak 20 minggu setelah konsepsi.
b.      0 – 18 bulan
·         Dari konsepsi sampai 18 bulan bayi berkembang dengan cepat dan dia menanggapi kegiatan musik bukan hanya sebagai penghargaan tetapi tingginya manfaat musik bagi perkembangan secara umum.
·         Saat dilahirkan bayi dapat mendengar suara yang tinggi dan mungkin menjadi tenang oleh bunyi yang lebih rendah dan dapat menemukan lokasi suara dari depan. Mereka akan terkejut oleh suara yang keras atau bunyi yang tiba-tiba.
·         Usia 4 minggu mereka mengeluarkan suara lengkungan yang tinggi dan mulai menanggapi bunyi atau suara Anda. Mereka akan mengenali bunyi-bunyi yang sedang dari belakang atau depan
·         Usia 3 bulan mereka dapat menanggapi musik dengan aktif. Sebagai contoh, mereka bergoyang atau berputar menuju arah datangnya suara dan menyanyi dengan bunyi huruf hidup, seperti “Aah”, “Eee” dan “Ooo”.
·         Usia 20 minggu mereka mulai mengenali suara yang sudah dikenalnya dan menggapi suara asing dengan cara yang berbeda.
·         Sia 6 bulan mereka mulai menirukan suara, misalnya “Boo!” “Laa!”.
·         Usia 28 Minggu mereka akan memandang kearah bunyi dari atas ke bawah dan mengucapkan beberapa bagian bunyi.
·         Usia 9 bulan mereka menanggapi lagu yang dikenal, lagu mereka mungkin mengikuti pola melodi yang sudah dikenal.
·         Usia 1 tahun mereka mulai kehilangan kapasitas untuk mendengarkan suara yang melengking tetapi mulai menemukan bunyi yang teratur (pulse) dan menciptakan bunyi dengan membanting objek setiap hari.
·         Beberapa bayi mengucapkan kata pertamanya pada 8 bulan, beberapa lainnya mulai berkata-kata sekitar 18 bulan dan beberapa lainnya mendapatkannya sedikit pada usia yang lebih lama. Menyanyi bersama-sama akan dapat mempercepat proses ini.
c.       18 – 3 tahun
·         Usia 18 bulan bayi merespons musik dalam cara yang terkoordinasi.
·         Keterampilan bahasa dapat berkembang lebih lanjut melalui bernyanyi dan meniru.
·         Bergerak dan menanggapi musik, dapat membantu mengembangkan ingatan (memori) dan koordinasi tangan-mata.
·         Mereka berjalan membedakan antara keras dan pelan, cepat dan lambat.
·         Mereka mulai menyadari tempo (beat) dalam musik dna mengenali irama yang berbeda.
·         Mereka belajar kata-kata sederhana untuk lagu dan mengembangkan koordinasi yang dibutuhkan untuk memainkan koordinasi yang dibutuhkan untuk memainkan alat musik sederhana seperti drum sederhana atau bell (lonceng).
·         Hal ini terjadi ketika mereka mulai menemukan bagaimana bekerja sama dengan anak-anak lain.
d.      3-5 tahun
·         Anak mungkin lebih menyadari pitch (titi nada) dan irama.
·         Mereka belajar menyanyikan lagu-lagu yang lebih kompleks sehingga keterampilan bahasa semakin tumbuh dan paduan nada vokal semakin berkembang.
·         Mereka dapat menguasai gerakan yang lebih rumit dalam mengikuti musik.
·         Mereka mendapat kesenangan dalam bermain dan menjelajah bunyi-bunyi dan alat-alat musik baru.
e.       5-7 tahun
·         Anak mendapatkan kekuatan vokal baru dan menambah tingkat nada mereka.
·         Mereka mengembangkan ingatan yang lebih baik pada musik dengan lebih dulu mengulang lagu dan pla dan memahami konsep musik sederhana.
·         Mereka mampu memainkan alat musik perkusi sederhana dan dengan kesempatan yang diberikan, mereka akan mampu menemukan nada pada alat-alat musik seperti keyboard dan xylophone.
·         Beberapa anak sekarang mungkin menggemari musik pop bahkan yang lainnya sudah mulai lebih awal.
·         Usia ini merupakan usia yang kritis pada perkembangan musik, khususnya pada anak laki-laki akan berhenti menyanyi secara alamiah dan mereka sering kali enggan untuk tekun memainkan instrumen musikal 

3.      Perkembangan Gerakan
Memperoleh keterampilan untuk menggunakan seluruh tubuh adalah penting bagi anak. Dengan kehamiran pada kemampuan dan kontrol terhadap tubuhnya, anak memperoleh kebebasan, otonomi, kompetensi dan rasa percaya diri. Tujuannya adlaha agar anak menemukan potensi tubuhnya sehingga anak dapat bergerak dalam ruang, melewati waktu (anak dapat berimajinasi ke masa lampau maupun ke masa depan) dan membedakan derajat kekuatannya. Kesempatan untuk bergerak merupakan kesenangan untuk anak yang sama baiknya dengan tantangan untuk merubah kemampuannya. Hal ini merupakan bagian yang penting pada program yang ditawarkan sekolah untuk anak-anak, lembaga pengasuhan ataupun Taman Kanak-kanak (TK).
a.       Perkembangan keterampilan dasar lokomotor
Orang dewasa terbiasa dengan kemampuan berjalan anak-anak. Anak usia dua atau tiga tahun berjalan lambat dengan telapak kaki di lantai, menggunakan alas yang luas untuk mendorong, dan dengan sedikit mengangkat lututnya. Larinya mungkin urang menekan saat mengangkat dan menekuk lutut (terlihat mengambang). Ketika berjalan atau berlari, anak mungkin belum benar-benar menggunakan tangan dan kaki secar5a berlawanan untuk keseimbangan.
Usia 3 tahun akhir atau 4 tahun, larinya sempurna dan sudah dapat mengontrol untuk berhenti, memulai dan berputar. Di akhir usia 4 tahun, anak dapat melompat beberapa kali dengan satu kaki (engklek). Anak menggunakan irama mencongklang (gallop) ketika berjalan, berlari atau melompat (leaping). Pada usia 5 tahun, anak menggunakan variasi keterampilan berjalan. Merka menemukan cara yang menantang untuk berjalan, seperti berjalan menyamping dan mundur. Anak juga berlari dan menguji kekuatannya dengan mengontrol dalam berbagai variasi keepatan untuk berhenti, memulai dan berputar. Anak mengkombinasikan berlari, melompat, meloncat, memanjat dan mencongklang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Congklangan dengan kaki depan yang sama adalah tantangan baginya. Anak mencongklang dengan variasi dalam tingkatan, jarak, arah, kekuatan dan tempo. Dia melompat di tanah dengan kekuatan dan kontrol dan sekarang mulai menggunakan Lompatan yang spontan ketika melempar atau menangkap bola atau ketika bermain yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar