Pada
anak usia prasekolah kemampuan mereka dalam menangkap keindahan sedang
berkembang pesat meski prosesnya sudah dimulai di dalam kandungan (janin). Saat
melihat, mendengar, meraba, anak merasakan rasa kagum, senang, nyaman, dan
terhibur. Apa yang tertangkap dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan
Belajar 1
PERKEMBANGAN
SENI ANAK USIA DINI SAMPAI DENGAN 4 TAHUN
Seni
pada anak-anak lebih dari pada sekedar membuat objek atau melukis gambar.
Melalui seni anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, kesempatan, di mana
anak dapat menggunakannya untuk mengkomunikasikan dan menyampaikan ide-ide
tentang dirinya sendiri serta dunianya dan harapan untuk bekerja dengan cara
mereka sendiri.
A. Definisi Seni Anak
Pendidik
seni membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana, mengapa, dan tahapan kematangan
anak dalam perkembangan bentuk dari pemahaman simbolik terhadap lingkungannya.
Terdapat dua
kategori besar dalam mengidentifikasi secara integral bagaimana mengajarkan seni.
1. Mengidentifikasi
tahap perkembangan seni anak sebagia dasar untuk belajar.
2. Bagaimana
anak-anak menggambarkan cara-cara yang mereka lakukan.
Dalam pendidikan seni, seni anak
berkaitan dengan kualitas kemampuan mengamati bagaimana media dan teknik
peralatan bekerja, dan bagaimana anak melambangkan pekerjaan, serta
penggambaran karakteristik bentuk. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh
Lowenfeld “ … penguasaan media hanya merupakan hasil dari kebutuhan berekspresi
…. (Lowenfeld, 1952)
B. Tahapan Perkembangan Seni Anak-anak
Setiap anak-anak melalui jalan yang sama
pada perkembangannya, tiap langkah perkembangannya bervariasi. Berikut ini
tahapan perkembangan seni anak.
1. Mencoret
(Scribble)
Pada
tahapan ini anak-anak kecil latihan mencoret-coret dan menjelajah hubungan
antara tanda-tanda di kertas dan gerakan yang dibuatnya. Ia memperoleh kontrol
dan kepercayaan diri dalam penguasaan peralatan dan menikmati sensasi
kinestetik dari mencoret-coret dan penguasaan terhadap coretannya. Berdasarkan
pengalaman mereka, anak-anak mulai dapat menanamkan coretan-coretannya hingga
akhirnya imajinasi memasuki coretannya. Secara garis besar, karakteristik
tahapan mencoret ini adalah sebagai berikut :
a.
Terdapat pada anak-anak usia 18 bulan
sampai 3 tahun.
b.
Anak-anak membuat coretan acak dan
menjelajah peralatan dengan cara bermain yang menyenangkan.
c.
Pada coretan pertama masih belum
terkoordinasi dan kemudian mengalami kemajuan menjadi semakin terkoordinasi.
d.
Anak-anak mencoba memegang pensil
(dengan tangan kiri atau tangan kanan).
e.
Penggambar (anak yang menggambar)
menemukan dan menunjukkan objek-objek yang telah dikenalnya dalam coretan
acaknya dan memberi nama pada coretannya.
f.
Anak-anak belajar mengatakan tentang
tanda-tanda, warna dan sebagainya.
2. Tahap
Pra-Skematik (Pre-Schematic Stage)
Setiap
saat anak menjelejah hubungan antara menggambar, berpikir dan kenyataan. Pada
awal tahap ini, anak mulai dapat memahami simbol yang dibuatnya untuk
menggambarkan sesuatu, tetapi gambarannya biasanya tidak sesuai dengan
maksudnya. Dia juga mengembangkan gambaran bentuk dan konsep bentuk. Secara
garis besar tahap pra-skematik diuraikan sebagai berikut.
a.
Terdapat pada anak usia 4-7 tahun
b.
Warna digunakan tidak berdasarkan kenyataan
dan anak-anak cenderung menggunakan warna kesukaannya.
c.
Gambar orang sederhana dengan ciri-ciri
utama.
d.
Menggambar orang, seperti kecebong,
kepala berukuran besar dan badan yang kecil/kurus dan tangan yang panjang.
e.
Objek mengambang – tidak menapak di
tanah/lantai
f.
Menggambar dengan sinar-X (menggambar
interior dan eksterior dalam waktu yang sama). Misalnya, menggambar rumah akan
terlihat isi rumah (mebel, tempat tidur, lampu, dan lain-lain) dari luar.
3. Tahap
Skematik (Schematic Stage)
Saat
anak pindah ke tahap ini, dia mulai menemukan dan menciptakan definisi ide-ide
tentang manusia dan lingkungannya. Dia menggunakan garis, warna, dan ruang
untuk membantunya melukiskan ide-idenya pada objek dan orang-orang; dia
memperlihatkan garis dasar dan indikasi gerakan dalam gambarannya. Secara garis
besar tahap skematik dapat dijabarkan, seperti berikut.
a.
Terdapat pada anak usia 7-9 tahun.
b.
Anak-anak mempunyai skema tentang cara
menggambar. Ia akan menggambar ikan dengan cara yang sama dalam beberapa
kesempatan menggambar.
c.
Menggunakan warna dengan realistic
(sesuai warna objek aslinya).
d.
Sering menggunakan warna pilihan sebagai
dasar pada peniruan pikiran dengan warna yang tepat pada suatu benda, seperti
biru untuk warna langit, hijau untuk warna rumput.
e.
Menggambar diawali dengan membaut garis
langit dan garis tanah (batas cakrawala).
f.
Ketika menggambar orang, ukuran tubuh
dan kepala sudah mulai proporsional dan lebih terperinci.
g.
Mulai memahami hubungan antara seni
mereka dan dunia mereka.
h.
Menciptakan cerita yang agak panjang
dengan gambar mereka.
Lark
Horovitz (1973) mempelajari perkembangan individual dalam seni pada anak-anak
usia 3-4 tahun sampai remaja. Dia mengumpulkan gambar dan lukisan spontan yang
dibuat anak-anak di rumah mereka sendiri.
C. Perbedaan Individual Dalam Cara dan
Kecepatan pada Belajar Seni
Pada
seni sebagai area belajar terdapat perbedaan individual yang luas dalam cara
dan kecepatan belajar. Seorang anak mungkin akan menggambar sebuah gambar
dengan hati-hati dan pelan-pelan.
Setiap anak
mempunyai cara bekerja dan kecepatan mereka sendiri dalam berkembang. Terdapat
beberapa hal yang perlu diketahui pendidik mengenai perbedaan individual dalam
belajar seni, yaitu sebagai berikut.
1. Anak-anak
mempunyai pilihan terhadap Media Seni dan Peralatan
Tidak
ada satu aktifitas seni yang memuaskan untuk semua anak. Seorang anak mungkin
lebih suka menggunakan pensil untuk menggambar garis yang rumit yang
kelihatannya direncanakan untuk setiap coretan.
Anak-anak
kecil membutuhkan peralatan menggambar yang cukup mudah dipegang untuk
menggambar secara spontan. Berikan mereka pensil yang lembut, pensil pastel,
pena tinta warna dan pastel yang mudah dicoretkan ke kertas. Pena atau pensil
biasanya dipilih oleh anak-anak yang tertarik pada garis. Berikan pilihan
peralatan gambar pada anak-anak. Setiap anak akan memilihnya secara khusus
sesuai dengan kebutuhannya untuk mengekspresikan diri.
2. Anak-anak
Menikmati Menggambar pada Permukaan yang Rata atau Pada Tiang Penyangga
Menggambar
pada permukaan yang rata, seperti di lantai atau di meja dan menggambar pada
tiang penyangga merupakan pengalaman yang sangat berbeda. Anak-anak mempunyai
kesempatan untuk mencoba menggambar pada dua posisi itu dan kemudian akan mampu
memilih salah satunya untuk tujuan terbaik mereka. Seorang anak menikmati
menggambar dan menemukan bahwa dia dapat mengontrol coretannya dengan lebih
baik pada permukaan yang rata. Oleh karena itu, ia lebih suka posisi itu pada
saat tertentu.
D. Penyajian Seni Dua Dimensi dan Tiga
Dimensi
1. Penyajian
Seni Dua Dimensi
a.
Mencoret (scribbling)
Kegiatan
mencoret merupakan kegiatan yang sangat penting bagi anak-anak. Kegiatan itu
tidak hanya sekedar “mencoret-coret”. Dengan membuat coretan anak menyatakan
bahwa melalui kekuatan pikirannya sendiri, dia dapat merubah kertas kosong.
Anak pada tahap ini membutuhkan kertas yang lebar dan pastel minyak (oil pastel) yang nontoxic (ada beberapa anak yang suka memasukkannya ke mulutnya).
Kertas besar akan membuat anak menggerakkan seluruh lengannya tanpa mengalihkan
atau menghentikan pekerjaannya pada kertas tersebut.
b.
Menggambar (painting)
Menggambar pada
permukaan yang rata atau pada tiang penyangga dapat diperkenalkan pada
anak-anak saat mereka mulai pandai mencoret-coret. Kertas besar, kuas (dengan
pegangan), dan gabungan warna yang cerah dengan cairan kental perlu disediakan
pada tahap permulaan. Pilihlah lokasi yang bebas dari gangguan, kertas koran
dihamparkan dahulu di atas lantai, gunakan pakaian pelindung (celemek), dan
aturlah area sedemikian rupa agar anak nyaman menggambar.
c.
Melukis dengan jari (finger painting)
Finger
painting adalah salah satu bentuk menggambar yang berharga
dan merupakan ekspresi spontan. Beberapa anak kadang menemukan kesulitan saat finger-painting, yaitu ketika harus
memasukkan tangannya ke dalam (yang mereka lihat sebagai) larutan/adonan yang
kotor.
d.
Menggunting
Menggunting
adalah keterampilan yang sering digunakan anak-anak pada aktivitas seni.
Sebelum anak-anak dapat menggunakan gunting sebagai alat, mereka dapat
memulainya dengan belajar merobek kertas. Anak belajar menggunting, kegiatan
penting yang dilakukan adalah pada menggunting itu sendiri, bukan untuk tujuan
yang lain. Anak-anak membuat potongan-potongan dengan cara menggunting untuk
merubah tampilan bentuk kertas. Agar anak-anak dapat belajar menggunting dengan
baik sebaiknya pada kegiatan ini mereka didampingi oleh guru atau pendidik yang
duduk disampingnya dan mengajarkan menggunting.
e.
Menempel
Seperti menggunting,
kegiatan menempel dinikmati sebagai kegiatan menempel itu sendiri. Anak-anak
dapat menyatukan satu kepingan pada kepingan yang lain dengan menggunakan
perekat atau lem. Melalui cara ini anak dapat belajar tentang kualitas perekat.
Pada tahap awal belajar menempel sebaiknya disediakan perekat cair yang mudah
dipegang dan digunakan. Sedangkan bahan-bahan lainnya yang akan digunakan
sebaiknya dipilih secara selektif sehingga anak-anak dapat menempatkan dan
menggunakan bahan-bahan tersebut dengan pemikiran dan pertimbangan yang
mendalam.
Pendidik dapat
membantu anak dalam proses kegiatan meneml ini dengan cara menerima dan
menanggapi apa yang diciptakan anak. Tujuan kita adalah anak akan merasa bebas
dan percaya diri pada ekspresinya sendiri melalui kolase. Ketika anak merasakan
kesenangannya sendiri, dia juga telah menyenangkan kita sebagai pendidik.
2. Penyajian
Seni Tiga Dimensi
a.
Tanah liat
Tanah liat
adalah media lain yang dapat diperkenalkan pada anak-anak ketika mereka mulai
menggunakan seni sebagai cara mengekspresikan dan menggambarkan diri mereka
sendiri.
Tujuan dari
kegiatan ini adalah anak dapat meremas-remas, mematah-matahkan,
menggulung-gulung, menepuk-nepuk, memukul-mukul atau merasakan tanah liat itu
sendiri tanpa membuat sesuatu yang mungkin kelihatan sulit bagi orang dewasa
untuk memahami.
b.
Assemblage (memasangkan)
Assemblage
atau
memasangkan (keseluruhan yang dihasilkan dari penggabungan bagian-bagian yang
dicocokkan) adalah bentuk lain yang dapat digunakan anak-anak. Keterampilan ini
merupakan pembelajaran dalam bekerja dengan perakat dan lem untuk membuat
kreasi tiga dimensi. Sebagai contoh kolase yang dibuat dari potongan kertas
gambar putih menggunakan lem/kanji dan robekan kertas tissu dapat menjadi
sebuah assemblage ketika kertasnya
digulung/dipilin (diuntel-untel) sehingga permukaannya menjadi lebih tinggi
(timbul) dibandingkan bagian alasnya. Anak-anak sering kali merasa senang jika
menemukan suatu bagian yang dalam (cekungan).
Alas atau dasar
dari sebuah assemblage dapat dibuat
dari kertas, tanah liat, kertas karton, kayu, papan tripleks sedangkan assemblage-nya dapat dibuat dari pasir,
kerang-kerang laut, potongan kayu, sedotan, kancing, kawat halus dan berbagai
variasi lain yang dapat ditemukan.
c.
Benda bergerak (mobiles)
Benda yang dapat
digerakkan adalah ekspresi seni tiga dimensi yang lain yang dapat dibuat
anak-anak. Bahan-bahannya sama dengan kolase, seperti tali, kertas dan pipa
pembersih.
Contoh mobiles adalah membuat kapal terbang
yang digantung pada tali, membuat burung-burungan dengan tali, membuat
kupu-kupu yang direkatkan pada sebatang sedotan sayapnya bergerak, dan
lain-lain.
d.
Menukang
Menukang adalah
aktivitas yang membuat anak prasekolah merasa senang. Dia dapat belajar
menggunakan palu dengan kayu yang lembut dan paku dengan kepala yang besar.
E. Musik dan Gerakan
Mengapa
anak-anak menanggapi atau merespons dengan antusias pada kegiatan musik dan
gerakan di TK? Pertama, Kegiatan ini menyenangkan. Tekanan utama pada kegiatan
musik dan gerak dalam lingkungan prasekolah adalah pada kesenangan dari pada
menampilkan keterampilan khusus atau pengetahuan yang dihasilkan. Kedua,
kegiatan musik dan gerak memiliki syarat yang sesuai dalam hal lirik, irama dan
melodi. Lagu-lagunya pendek, gembira dan semangat, merdu dan mudah dimengerti
oleh anak. Ketiga , kegiatan ini meliputi tindakan (action). Musik
diperdengarkan sambil anak-anak menggerakkan tangan. Keempat, kegiatan musik
dan gerak adalah pengalaman sukarela. Kelima, kegiatan itu bersifat spontan.
Anak-anak akan merespons lebih antusias untuk pengalaman musik atau gerak yang
bebas, dan suasana yang tidak tertata. Keenam, kegiatan musik dan gerak
mengundang anak untuk berkontribusi. Pendidik memulai dengan lirik dan melodi
yang standar, tetapi ditengah-tengah.
1. Musik
pada Anak Usia Dini
Musik
bersifat natural dan merupakan komponen penting pada perkembangan anak-anak.
Pernyataan tentang hal tersebut dideklarasikan dalam konferensi Nasional
Pendidik Musik pada tahun 1991 (Musik
Educator National Conferences) (Mayesky, 1991). Isis pernyataan tersebut
sebagai berikut :
Musik
adalah natural dan merupakan bagian penting pada pertumbuhan dan perkembangan.
Interaksi anak dengan musik memberikan akibat yang positif dalam kualitas hidup
anak-anak. Keberhasilan pengalaman dalam musik membantu semua anak memadukan
emosional dan intelektualnya dengan perkembangan lainnya melalui ekspresi
kreatif dalam lagu, gerak irama dan pengalaman mendengarkan. Kita dapat belajar
mengenal dan mengapresiasi musik pada anak usia dini.
a.
Belajar dan berkembang dengan musik
Musik
kadang-kadang mengabaikan arti yang benar pada kreativitas dan ekspresi. Hal
ini mungkin disebabkan musik sering diajarkan sebagai keterampilan dasar seni.
Musik merupakan penyaluran terbaik untuk perkembangan kreativitas anak, seperti
yang ditemukan pula pada bermain dengan cat dan tanah liat.
b.
Penjelajahan Bunyi
Usia prasekolah
merupakan masa di mana rasa ingin tahu terhadap dunia memuncak dan cara-cara
baru terus-menerus ditemukan melalui interaksi dengan objek-objek yang berbeda
dan mengembangkan ketrampilan baru. Kegiatan musik dapat menjadi bagian yang
berharga dalam proses ini.
Pada usia
sekitar 4-5 tahun, anak-anak cenderung mulai menemukan arti spontanitas dari
membuat kegaduhan dengan objek-objek di dalam rumah, seperti memukul-mukul
kaleng biskuit atau menggoyang-goyangkan panci. Prioritas pertama anak-anak
terletak pada menjelajah kualitas bunyi-bunyi yang dihasilkan dan hal ini
sering mereka coba pada perlatan lain dan memanipulasinya dengan berbagai cara,
seperti memukul, menggoyang-goyangkan, menggesek-gesek, dan menggosok-gosok
untuk menghasilkan semua jenis warga nada (timbre).
Dengan sedikit petunjuk, anak-anak akan mendapat keasyikan yang sesungguhnya
dalam bereksperimen dengan seluk-beluknya ketika membuat suara dengan peralatan
makan atau kertas sebagai contoh.
c.
Kebaikan dari keributan
Pada tahap-tahap
awal, beberapa dari keributan dapat menjadi sesuatu yang sangat menegangkan
bagi sekitarnya, tetapi keributan merupakan pemenuhan daribeberapa kebutuhan
dasar anak. Percaya atau tidak, keributan mempunyai arti yang bagus untuk
ekspresi kreatif. Salah satu keuntungan dari keributan adalah dapat menjadi
saluran pembersihan dari beberapa jenis akses energi dan frustasi yang dapat
berakibat terbangunnya sifat yang buruk. Keuntungan lainnya adalah ketika
anak-anak memanipulasi objek dengan cara yang berbeda, anak mengembangkan
keterampilan motorik dan koordinasi fisiknya secara nyata. Kegiatan program
musik tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu sebagai
berikut .
1)
Menyanyi
Suara-suara yang
menyenangkan dimainkan anak-anak mulai masa bayi dan masa kanak-kanak.
Anak-anak senang mencoba atau berkesperimen dengan suara mereka dan bunyi-bunyi
yang mereka buat. Mereka suka menyanyi, mengerik, menyanyi secara perlahan dan
bersenandung ketika mereka bahagia. Pendidik harus menangkap dengan penuh
semangat kesenangan alamiah dan antusias ini.
2)
Mendengarkan (listering)
Anak-anak
mempunyai kesempatan yang luas untuk mendengarkan musik. Mendengarkan musik
secara hati-hati merupakan hal penting dalam apresiasi musik dan akan membantu
anak-anak memahami bagaimana mendengarkan untuk membedakan lagu sehingga mereka
dapat merasakan lagu tersebut. Mendengarkan musik dapat menyejukkan dan
memberikan kenikmatan. Oleh karenanya, sebaiknya disediakan beberapa jenis
musik setiap hari, seperti lagu anak-anak, klasik, mars, lagu sebelum tidur
(lagu pengantar tidur), jazz, lagu rakyat, rock
ataupun rap. Musik yang diilih dapat
memberikan dampak pada suasana hati dan meningkatkan energi mereka. Anak-anak
akan terdorong untuk menanggapi lagu-lagu ini dengan gerakan tubuh secara
kreatif, seperti menari, berbasis atau memainkan alat-alat musik yang
sebenarnya atau secara imajinasi.
3)
Irama (rhythm)
Kegiatan irama
memberikan anak-anak kesempatan untuk menjelajah bunyi yang teratur dna alunan
suara musik. Banyak kegiatan permainan dilakukan dan disukai oleh bayi,
termasuk irama. Salah satu permainan irama yang disukai oleh bayi adalah
“bermain tepuk” (Pok Ame-ame). Bermain tepuk ini merupakan penjelajahan yang
relatif sederhana pada bunyi. Anak-anak kecil meskipun malu-malu mereka bebas
memadukan berbagai gerakan untuk membuat musik melalui tindakan yang berirama.
4)
Memainkan alat-alat musik
Sebaiknya
anak-anak mendapat kesempatan untuk mencoba secara kreatif dalam kegiatan
ritmik. Mereka akan menikmati ketika menggunakan/memainkan alat-alat musik,
seperti drums, triangle, tongkat
pemukul ataupun tamborin.
2. Tahapan
Perkembangan Musik Anak
Setiap
anak adalah unik dan berkembang dengan cara mereka sendiri
Tahapan
Perkembangan Musik Anak
a.
Usia sebelum lahir
Bayi dalam
kandungan dapat mendengar suara sejak 20 minggu setelah konsepsi.
b.
0 – 18 bulan
·
Dari konsepsi sampai 18 bulan bayi
berkembang dengan cepat dan dia menanggapi kegiatan musik bukan hanya sebagai
penghargaan tetapi tingginya manfaat musik bagi perkembangan secara umum.
·
Saat dilahirkan bayi dapat mendengar
suara yang tinggi dan mungkin menjadi tenang oleh bunyi yang lebih rendah dan
dapat menemukan lokasi suara dari depan. Mereka akan terkejut oleh suara yang
keras atau bunyi yang tiba-tiba.
·
Usia 4 minggu mereka mengeluarkan suara
lengkungan yang tinggi dan mulai menanggapi bunyi atau suara Anda. Mereka akan
mengenali bunyi-bunyi yang sedang dari belakang atau depan
·
Usia 3 bulan mereka dapat menanggapi
musik dengan aktif. Sebagai contoh, mereka bergoyang atau berputar menuju arah
datangnya suara dan menyanyi dengan bunyi huruf hidup, seperti “Aah”, “Eee” dan
“Ooo”.
·
Usia 20 minggu mereka mulai mengenali
suara yang sudah dikenalnya dan menggapi suara asing dengan cara yang berbeda.
·
Sia 6 bulan mereka mulai menirukan
suara, misalnya “Boo!” “Laa!”.
·
Usia 28 Minggu mereka akan memandang
kearah bunyi dari atas ke bawah dan mengucapkan beberapa bagian bunyi.
·
Usia 9 bulan mereka menanggapi lagu yang
dikenal, lagu mereka mungkin mengikuti pola melodi yang sudah dikenal.
·
Usia 1 tahun mereka mulai kehilangan
kapasitas untuk mendengarkan suara yang melengking tetapi mulai menemukan bunyi
yang teratur (pulse) dan menciptakan
bunyi dengan membanting objek setiap hari.
·
Beberapa bayi mengucapkan kata
pertamanya pada 8 bulan, beberapa lainnya mulai berkata-kata sekitar 18 bulan
dan beberapa lainnya mendapatkannya sedikit pada usia yang lebih lama. Menyanyi
bersama-sama akan dapat mempercepat proses ini.
c.
18 – 3 tahun
·
Usia 18 bulan bayi merespons musik dalam
cara yang terkoordinasi.
·
Keterampilan bahasa dapat berkembang
lebih lanjut melalui bernyanyi dan meniru.
·
Bergerak dan menanggapi musik, dapat
membantu mengembangkan ingatan (memori) dan koordinasi tangan-mata.
·
Mereka berjalan membedakan antara keras
dan pelan, cepat dan lambat.
·
Mereka mulai menyadari tempo (beat) dalam musik dna mengenali irama
yang berbeda.
·
Mereka belajar kata-kata sederhana untuk
lagu dan mengembangkan koordinasi yang dibutuhkan untuk memainkan koordinasi
yang dibutuhkan untuk memainkan alat musik sederhana seperti drum sederhana
atau bell (lonceng).
·
Hal ini terjadi ketika mereka mulai
menemukan bagaimana bekerja sama dengan anak-anak lain.
d.
3-5 tahun
·
Anak mungkin lebih menyadari pitch (titi nada) dan irama.
·
Mereka belajar menyanyikan lagu-lagu
yang lebih kompleks sehingga keterampilan bahasa semakin tumbuh dan paduan nada
vokal semakin berkembang.
·
Mereka dapat menguasai gerakan yang
lebih rumit dalam mengikuti musik.
·
Mereka mendapat kesenangan dalam bermain
dan menjelajah bunyi-bunyi dan alat-alat musik baru.
e.
5-7 tahun
·
Anak mendapatkan kekuatan vokal baru dan
menambah tingkat nada mereka.
·
Mereka mengembangkan ingatan yang lebih
baik pada musik dengan lebih dulu mengulang lagu dan pla dan memahami konsep
musik sederhana.
·
Mereka mampu memainkan alat musik
perkusi sederhana dan dengan kesempatan yang diberikan, mereka akan mampu
menemukan nada pada alat-alat musik seperti
keyboard dan xylophone.
·
Beberapa anak sekarang mungkin
menggemari musik pop bahkan yang lainnya sudah mulai lebih awal.
·
Usia ini merupakan usia yang kritis pada
perkembangan musik, khususnya pada anak laki-laki akan berhenti menyanyi secara
alamiah dan mereka sering kali enggan untuk tekun memainkan instrumen
musikal
3. Perkembangan
Gerakan
Memperoleh
keterampilan untuk menggunakan seluruh tubuh adalah penting bagi anak. Dengan
kehamiran pada kemampuan dan kontrol terhadap tubuhnya, anak memperoleh
kebebasan, otonomi, kompetensi dan rasa percaya diri. Tujuannya adlaha agar
anak menemukan potensi tubuhnya sehingga anak dapat bergerak dalam ruang,
melewati waktu (anak dapat berimajinasi ke masa lampau maupun ke masa depan)
dan membedakan derajat kekuatannya. Kesempatan untuk bergerak merupakan kesenangan
untuk anak yang sama baiknya dengan tantangan untuk merubah kemampuannya. Hal
ini merupakan bagian yang penting pada program yang ditawarkan sekolah untuk
anak-anak, lembaga pengasuhan ataupun Taman Kanak-kanak (TK).
a.
Perkembangan keterampilan dasar lokomotor
Orang dewasa
terbiasa dengan kemampuan berjalan anak-anak. Anak usia dua atau tiga tahun
berjalan lambat dengan telapak kaki di lantai, menggunakan alas yang luas untuk
mendorong, dan dengan sedikit mengangkat lututnya. Larinya mungkin urang
menekan saat mengangkat dan menekuk lutut (terlihat mengambang). Ketika
berjalan atau berlari, anak mungkin belum benar-benar menggunakan tangan dan
kaki secar5a berlawanan untuk keseimbangan.
Usia 3 tahun
akhir atau 4 tahun, larinya sempurna dan sudah dapat mengontrol untuk berhenti,
memulai dan berputar. Di akhir usia 4 tahun, anak dapat melompat beberapa kali
dengan satu kaki (engklek). Anak
menggunakan irama mencongklang (gallop)
ketika berjalan, berlari atau melompat (leaping).
Pada usia 5 tahun, anak menggunakan variasi keterampilan berjalan. Merka
menemukan cara yang menantang untuk berjalan, seperti berjalan menyamping dan
mundur. Anak juga berlari dan menguji kekuatannya dengan mengontrol dalam
berbagai variasi keepatan untuk berhenti, memulai dan berputar. Anak
mengkombinasikan berlari, melompat, meloncat, memanjat dan mencongklang untuk
berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Congklangan dengan kaki depan yang
sama adalah tantangan baginya. Anak mencongklang dengan variasi dalam
tingkatan, jarak, arah, kekuatan dan tempo. Dia melompat di tanah dengan
kekuatan dan kontrol dan sekarang mulai menggunakan Lompatan yang spontan
ketika melempar atau menangkap bola atau ketika bermain yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar