A.
HAKIKAT
MEMBACA KRITIS
Saat seorang membaca kritis (critical reading) dia juga melakukan kegiatan membaca dengan
bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan
ingin mencari-cari kesalahan penulis. Membaca
kritis adalah kemampuan memahami makna tersirat dan kemampuan berpikir
dan bersikap kritis. Dalam kegiatan membaca kritis, pembaca mengolah bahan
bacaan secara kritis. (Harris et. Al. 1983;
Smith, 1986; dalam Tarigan, 1988:89).
Membaca kritis merupakan suatu strategi membaca yang
bertujuan untuk mendalami isi bacaan berdasarkan penilaian yang logis-rasional,
analitis, dan kritis. Pembaca turut terlibat sedemikian rupa secara mendalam
dengan pikiran-pikiran penulisnya. Dia melakukan analisis demi analisis dalam
memaknai setiap informasi yang tersaji dalam bacaan.
Melalui kegiatan membaca kritis, pembaca bukan hanya
sekedar berupaya menemukan fakta-fakta, informasi-informasi,
kebenaran-kebenaran yang tertulis dalam suatu bacaan, melainkan juga menemukan
alasan-alasan mengapa sang penulis mengatakan/mengemukakan apa yang ditulisnya
itu.
B.
KARAKTERISTIK
MEMBACA KRITIS
Salah satu ciri dalam membaca kritis adalah berpikir dan bersikap kritis. Berpikir dan bersikap kritis
ditandai oleh hal-hal berikut : (a) menginterpretasi secara kritis; (b)
menganalisis secara kritis; (c) mengorganisasi secara kritis; (d) menilai
secara kritis; dan (e) menerapkan konsep secara kritis (Nurhadi, 1987: 143).
Lebih jauh, Nurhadi (1987) memberikan sejumlah
teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan sikap kritis, yakni: (a)
kemampuan mengingat dan mengenali bahan bacaan, (b) kemampuan menginterpretasi
makna tersirat, (c) kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep dalam bacaan, (d)
kemampuan menganalisis isi bacaan, (e) kemampuan menilai isi bacaan, (f)
kemampuan mencipta (to create)
bacaan.
Ranah kognitif dalam taksonomi Bloom, yang
sudah direvisi oleh Anderson dan Krathwhol (2001:268). Ranah-ranah dimaksud
meliputi hal-hal berikut.
1. Kemampuan mengingat dan mengenali
Kemampuan mengingat dan mengenali meliputi
kemampuan:
a. Mengenali
peristiwa, peristiwa, latar, tempat dan bacaan;
b. Menyebutkan
tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya;
c. Menyatakan
kembali definisi-definisi, prinsip-prinsip;
d. Menyatakan
kembali fakta-fakta atau detil bacaan;
e. Menyatakan
kembali fakta-fakta perbandingan, unsur-unsur hubungan;
f. Sebab-akibat,
karakter tokoh.
2. Kemampuan memahami/menginterpretasi
makna tersirat
Kemampuan menginterpretasi makna tersirat ditandai
oleh kemampuan berikut:
a. Menafsirkan
maksud kata/frase/kalimat/pernyataan;
b. Membuat
perbandingan-perbandingan antara fakta;
c. Menentukan
persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan antara fakta;
d. Menafsirkan
makna-makna tersirat suatu bacaan.
3. Kemampuan mengaplikasikan
konsep-konsep
Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep meliputi
kemampuan:
a. Mengikuti
petunjuk-petunjuk dalam bacaan;
b. Menerapkan
konsep-konsep/gagasan utama ke dalam situasi baru yang problematik;
c. Menunjukkan
kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi;
d. Membuat
contoh-contoh praktis dari konsep teoritis.
4. Kemampuan menganalisis
Kemampuan menganalisis ialah kemampuan pembaca
melihat komponen-komponen atau unsur-unsur yang membentuk sebuah kesatuan.
Pembaca kritis diharapkan melihat fakta-fakta, detil-detil penunjang atau unsur
pembentuk yang lain yang tidak disebutkan secara eksplisit.
Kemampuan menganalisis bacaan ditandai oleh
kemampuan-kemampuan berikut:
a. Mengidentifikasi
ide pokok bacaan;
b. Menentukan
kalimat utama paragraf;
c. Membedakan
fakta dan opini;
d. Mengidentifikasi
jalan pikiran penulis.
5. Kemampuan menyimpulkan (Sintetis)
Kemampuan menganalisis bacaan dengan baik akan
menjadi dasar bagi kemampuan menyimpulkan bacaan yang tersaji,
dihubung-hubungkan, dibanding-bandingkan, ciri dari kerja sintetis dalam
kegiatan membaca.
Bentuk atau hasil kerja penyintesisan dapat berupa
simpulan/ringkasan/ikhtisar, tema bacaan, judul yang sesuai untuk bacaan,
organisasi tulisan.
Contoh-contoh kemampuan menyintesis yang didasari
oleh kemampuan menganalisis, meliputi kemampuan berikut:
a. Menghubung-hubungkan
gagasan utama bacaan dan mengungkapkan kembali dengan kata-kata sendiri;
b. Menyimpulkan
bacaan;
c. Membuat
sinopsis;
d. Mengorganisasikan
gagasan utama bacaan;
e. Menentukan
tema bacaan;
f. Menyusun
kerangka bacaan
g. Membuat
judul yang tepat pada sebuah bacaan;
h. Membuat
ringkasan/ikhtisar bacaan.
6. Kemampuan menilai isi bacaan
Kemampuan menilai bacaan itu meliputi
kemampuan-kemampuan Berikut:
a. Menilai
kebenaran setiap gagasan pokok secara keseluruhan;
b. Menentukan
dan membedakan fakta dan opini disertasi alasan;
c. Menilai
dan menentukan hakikat isi tulisan (realitas atau fantasi);
d. Menentukan
maksud/tujuan terselubung penulisnya;
e. Menilai
relevansi pengembangan gagasan dengan tujuan penulisannya;
f. Menentukan
keselarasan antara data yang diungkuapkan dengan simpulan yang dibuat;
g. Menilai
keakuran penggunaan bahasa dalam berbagai tataran.
C.
SYARAT
DAN MANFAAT MEMBACA KRITIS
Kegiatan membaca kritis akan dapat dilakukan jika
pembaca memenuhi beberapa persyaratan pokok berikut ini:
1.
Memiliki pengetahuan yang memadai
mengenai bidang ilmu yang disajikan dalam bacaan;
2.
Tidak tergesa-gesa dalam bertanya dan menilai
bacaan;
3.
Berpikir analitis, kritis, logis, dan
sistematis;
4.
Menerapkan berbagai metode analisis yang
logis dan ilmiah
(Nurhadi, 1988;
Harjasujana dkk., 1988)
Beberapa manfaat yang bisa Anda petik dari kegiatan
membaca kritis adalah sebagai berikut:
1.
Pemahaman yang mendalam dan komprehensif
terhadap materi bacaan;
2.
Kemampuan mengingat yang lebih kuat dan
lama sebagai hasil dari usaha memahami berbagai hubungan antarfakta dalam bahan
bacaan, antar fakta di luar bacaan, dan hubungan dengan pengalaman personal;
3.
Kepercayaan diri yang mantap dalam
memberikan pendapat tentang isi bacaan.
D.
LANGKAH-LANGKAH
MEMBACA KRITIS UNTUK MENILAI BACAAN
Secara sederhana, kritik terhadap teks bacaan dapat
dilakukan dengan cara:
1.
Memahami isi bacaan;
2.
Mencari dan mencatat kelemahan-kelemahan
bacaan, baik yang menyangkut isi maupun cara penyajian;
3.
Mencari kriteria atau aturan yang benar
mengenai objek yang dinilai; dan
4.
Membandingkan kelemahan dengan kriteria.
Memberikan beberapa tips ihwal kegiatan membaca
kritis, yakni:
1.
Berpikirlah secara kritis
2.
Lihatlah apa yang ada di balik kata-kata
itu untuk mengetahui motivasi penulis.
3.
Waspadalah terhadap kata-kata yang
berlebihan, tidak tentu batasnya, emosional, ekstrem, atau generalisasi yang
berlebihan.
4.
Waspadailah terhadap perbandingan yang
tidak memenuhi persyaratan.
5.
Cermatilah logika penulis yang tidak
logis.
6.
Perhatikan pernyataan-pernyataan yang
Anda baca.
Langkah-langkah bacaan secara kritis:
a.
Memahami maksud penulis
b.
Memahami organisasi dasar tulisan
c.
Menilai penyajian penulis/pengarang.
1. Memahami maksud penulis
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menilai
bacaan melalui kegiatan membaca kritis adalah menentukan serta memahami maksud
dan tujuan penulis. Kebanyakan tulisan memenuhi satu (atau lebih) dari keempat
tujuan tulisan, yaitu: memberitahu (to
inform), meyakinkan (to convince),
mengajak, mendesak, meyakinkan (to
persuade), atau menghibur (to
entertain).
Beberapa petunjuk untuk mencari maksud penulis
adalah sebagai berikut:
a. Baca
paragraf-paragraf pendahuluan dan paragraf-paragraf penutup.
b. Kadang-kadang
maksud penulis dinyatakan secara eksplisit atau tersirat di bagian tersebut.
c. Perhatikan
pilihan kata dan peletakan penekanan informasi yang menunjang maksudnya itu.
d. Pahami
maksud tulisan dari cara mengorganisasikan tulisan. Pengorganisasian tulisan
sering kali mengindikasikan maksud tulisan. Tulisan yang dimaksudkan untuk
memberitahukan akan memberikan pokok tulisannya secara langsung dan nyata.
Tulisan yang mengandung maksud mendesak atau mengajak akan ditata dalam suatu
urutan atau susunan yang logis. Tulisan yang mengandung maksud meyakinkan,
selain memenuhi dua kriteria di atas ditambah lagi dengan daya tari yang dapat
mendongkrak emosi pembaca.
2. Memahami organisasi dasar tulisan
Maksud penulis dalam tulisan yang berbentuk artikel
biasanya akan tampak dalam pengorganisasian tulisannya, yaitu pendahuluan, isi,
dan kesimpulan.
3. Menilai penyajian penulis/pengarang
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk
menilai bacaan antara lain
a. Dari
segi informasi
1) Sumber-sumber
informasi apakah yang digunakan sang penulis? Apakah sumber-sumber tersebut
dapat dipercaya?
2) Apakah
terdapat jurang-jurang dalam informasinya itu? Apakah terdapat
petunjuk-petunjuk bahwa dia tidak mengetahui hal itu atau salah memberi
keterangan? Bagaimana kita dapat mengecek hal itu?
3) Apakah
analisis atau interpretasinya mengenai informasi itu lengkap? Apakah
interpretasinya itu relevan dengan judul/topik?
4) Apakah
terdapat problem-problem atau masalah penting yang harus dipecahkan, namun
tidak dipecahkan?
5) Apakah
informasi dan isi umum tulisan sesuai dengan maksud tulisannya?
b. Dari
segi logika:
1) Apakah
sang penulis menuntut intelek pembaca atau perasaan pembaca?
2) Apakah
dia membedakan fakta-fakta dan interpretasinya sendiri mengenai fakta-fakta
tersebut?
3) Apakah
sang penulis menunjang pendapat-pendapat serta kesimpulan-kesimpulannya dengan
fakta-fakta?
4) Apakah
terdapat sejumlah analisis atau dalam argumen-argumennya?
5) Apakah
dia secara sengaja atau tidak sengaja keliru mengenai buah pikiran?
6) Apakah
dia bisa membedakan fakta dan opini?
7) Apakah
generalisasi yang dibuatnya itu gegabah (membuat suatu pernyataan umum yang
tidak didukung oleh fakta-fakta)
8) Apakah
fakta-faktanya itu cukup memuaskan atau tidak berat sebelah?
9) Apakah
terdapat analogi yang salah?
10) Apakah
tidak mengemis masalah? (mengira benar apa yang tidak dibuktikan/belum
dibuktikan)/
11) Apakah
penulis berkecenderungan membuat fakta-fakta yang menunjang posisinya
(mempergunakan kata-kata yang dibumbui atau kata-kata sugestif untuk
menciptakan suatu sikap emosional terhadap masalah suatu masalah).
c. Dari
segi bahasa:
1) Apakah
sang penulis menyandarkan diri pada makna kata-kata yang denotatif, harfiah,
pada nilai kata-kata yang konotatif, emosional?
2) Apakah
dia mempergunakan kata-kata emosional yang berlebih-lebihan?
3) Apakah
pilihan kata-katanya memberat sebelahan fakta-fakta yang disajikannya?
4) Apakah
pilihan kata-katanya secara umum, baik sengaja atau tidak sengaja, mempengaruhi
pembaca?
5) Apakah
pilihan kata-katanya mencerminkan preferensi-preferensi (pilihan-pilihan),
prasangka-prasangka, asumsi-asumsi (anggapan-anggapan), atau sikap-sikapnya
sendiri?
d. Dari
segi kualifikasi
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini
akan menolong kita untuk menilai kemampuan seorang penulis.
1) Siapa
dia? Apa minatnya, kedudukannya, pengalaman-pengalamannya?
2) Apakah
latar belakang pendidikan atau pengalaman yang dimilikinya dapat menjamin mutu
tulisannya?
3) Apakah
sumber-sumber informasi yang digunakannya relevan dan dapat dipercaya?
4) Mengapa
dan untuk apa dia menulis buku atau artikel ini?
5) Apakah
dia jujur dan obyektif dalam mempergunakan fakta-faktanya?
e. Dari
segi sumber-sumber informasi:
1) Apakah
informasi-informasi itu diambil dari sumber-sumber yang diakui dan dapat
dipercaya?
2) Apakah
informasi-informasi itu diambil dari sumber-sumber ilmiah atau hanya dari
sumber-sumber populer?
3) Apakah
ahli-ahli atau sumber-sumber tempat mereka mengambil informasi itu berwewenang
dalam bidang mereka?
4) Apakah
majalah-majalah, koran-koran, pamplet-pamplet, buku-buku, atau sumber-sumber
itu dapat mengubah interpretasi mereka terhadap fakta-fakta?
5) Apakah
sumber-sumber penulis itu mewakili atau menggambarkan segala jenis masalah,
ataukah terbatas pada suatu posisi tertentu saja? Apakah pengarang mengemukakan
suara yang sama kepada semua orang yang mengemukakan point of view yang berbeda atau menantang?
6) Apakah
pengarang sadar akan keterbatasan-keterbatasan sumber-sumbernya? Apakah
pengarang mempergunakannya secara bijaksana? (Albert, et al. 1961b: 14-16).
E.
MENILAI
BACAAN SEHARI-HARI: KORAN DAN MAJALAH
Para pembaca yang bijaksana akan sampai pada
kesimpulan-kesimpulan mereka setelah membaca secara kritis dan ekstensif
koran-koran mereka sehari-hari secara rutin dan teratur.
1. Penyensoran tersembunyi (hidden censorship)
2. Pilihan bahasa (choice of language)
3. Posisi (position)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar