Senin, 29 September 2014

RESUME GURU TAMAN KANAK-KANAK SEBAGAI AGEN PEMBARUAN PENDIDIKAN



PENDAHULUAN
Guru TK diposisikan sebagai agen pembaharuan pendidikan, yakni sebagai pelaku dan pelopor pembaharuan pendidikan ke TK-an. Pandangan ini didasarkan pada pemikiran bahwa guru berstatus sebagai seorang profesional yang memiliki akses untuk melakukan berbagai pembaharuan pendidikan secara langsung. Pembaharuan pendidikan yang dilakukan oleh guru akan berbasis kondisi dan kebutuhan aktual di lapangan. Kebijakan dalam manajemen pendidikan dewasa ini juga lebih memungkinkan bagi guru untuk lebih berkreasi dan melakukan berbagai upaya pembaharuan pendidikan.
Pembaharuan pendidikan memang bukan merupakan sesuatu yang mudah untuk dapat dilakukan oleh guru TK, tapi juga bukan merupakan sesuatu yang mustahil. Oleh karena itu, ada sejumlah kualitas personal yang agen pembaharuan pendidikan.

Kegiatan Belajar I
Dasar Pemikiran dan Pengertian Guru Taman Kanak-Kanak  sebagai Agen Pembaharuan Pendidikan
Pada masa lampau orang berfikir bahwa pembaharuan pendidikan merupakan tugas Pemerintah atau perguruan tinggi. Upaya-upaya pembaharuan pendidikan melalui Proyeknya dan perguruan tinggi melakukannya melalui berbagai studi atau risetnya. Pikiran diatas mengondisikan para penyelenggara pendidikan, khususnya guru, untuk tidak melakukan upaya pembaharuan pendidikan. Pembaharuan pendidikan seolah-olah dianggap sebagai kegiatan khusus yang bisa dan boleh dilakukan oleh lembaga, komunitas, dan atau individu tertentu saja. Akibatnya, upaya-upaya pembaharuan pendidikan pun mungkin oleh perguruan tinggi melalui studi-studi yang akhirnya mati sebelum studi di atas dipublikasikan. Tilaar (1998) memberikan beberapa contoh upaya pembaharuan pendidikan yang dilakukan oleh Pemerintah yang menemui ajalnya, Proyek Perintis, Sistem Pamong (pendidikan antara masyarakat) dan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Tilaar menjelaskan dua penyebab utama kegagalan upaya-upaya pembaharuan yang dilakukan oleh pemerintah. Pertama adalah karena tidak adanya kebijakan yang jelas dan berkesinambungan untuk melakukan pembaharuan pendidikan yang memang meminta waktu yang cukup lama. Kedua karena upaya-upaya pembaharuan pendidikan tersebut mengalami hambatan birokrasi sehingga tidak membekas.
Adanya beberapa faktor lain yang menyebabkan kandasnya upaya-upaya pembaharuan pendidikan pada level sekolah/TK; diantaranya adalah karena alasan kontekstual. Sering kali upaya-upaya pembaharuan pendidikan dilakukan. Upaya pembaharuan tersebut disebarluaskan ke sekolah/TK yang mengalami kesulitan untuk menerapkan karena situasi dan kondisi sekolah/TK-nya bisa sangat berbeda. Kekeliruan dalam menerapkan sistem evaluasi keberhasilan pendidikan yang tidak cocok juga dapat merupakan salah satu sumber kesulitan dalam menafsirkan dan menyimpulkan keberhasilan suatu program pembaharuan pendidikan. Ketidakcocokan sistem evaluasi semacam ini jelas dapat merupakan sumber kekeliruan dalam menginterpretasikan hasil upaya pembaharuan pendidikan. Sistem pembinaan tenaga guru belum efektif juga merupakan hambatan besar bagi keberhasilan upaya pembaharuan pendidikan apa pun. Taraf kesejahteraan guru yang belum layak, sistem-sistem penghargaan yang lainnya pun belum dapat dilaksanakan secara efektif. Di lingkungan sekolah/TK masa lampau dan terhadap yang kurang berprestasi. Guru yang berprestasi dengan yang tidak, bisa sama-sama naik pangkat pada waktu yang sama pula. Atau kenaikan pangkat mereka malah dipertimbangkan subjektif atasan. Padahal untuk melakukan suatu pembaharuan pendidikan diperlukan guru-guru yang serius, konsisten, dan memiliki pemikiran yang tajam. Dengan pengalaman kegagalan seperti dipaparkan seiring dengan kecenderungan baru dalam pendekatan manajemen pendidikan, desentralisasi pendidikan beralasan kalau pada kesempatan ini guru TK diposisikan sebagai agen pembaharuan pendidikan ke-TK-an.
Dengan posisi seperti diatas, guru TK dapat secara mandiri dan profesional melakukan upaya-upaya pembaharuan pendidikan sesuai dengan permasalahan, tantangan, dan peluangnya masing-masing di TK tempat bersangkutan bertugas. Latar belakang guru TK diposisikan sebagai agen pembaharuan pendidikan didasarkan pemikiran berikut. Pertama, guru adalah seorang profesional yang memiliki otonomi dan kewenangan untuk memilih yang terbaik dalam penyelenggaraan pendidikan dan sekaligus memiliki kewajiban untuk mempertanggung jawabkannya secara publik pihak terkait (stakeholders). Dengan otonomi dan kewenangan ini berarti guru memiliki kewenangan dan bahkan keharusan untuk mencari dan mengupayakan terciptanya upaya-upaya pendidikan. Kedua, pembaharuan pendidikan yang dilakukan oleh guru aktual di lapangan. Dengan berbasis kondisi aktual lapangan, kontekstual guru tidak akan mengalami hambatan karena upaya yang dilakukan berangkat dari kondisi dan kebutuhan nyata, bukan merupakan sesuatu yang diimpor. Pembaharuan seperti ini akan lebih memungkinkan untuk berkelanjutan dibanding dengan pembaharuan yang diimpor. Ketiga, guru adalah pelaku langsung kegiatan pendidikan. Pembaharuan pendidikan yang dilakukan langsung oleh guru, sekecil apapun, masih lebih daripada yang dipaksakan dari luar tanpa ada kelanjutan. Keempat, seiringan dengan kebijakan desentralisasi pendidikan melalui keleluasaan untuk melakukan berbagai upaya pembaharuan sehingga hambatan birokrasi dan sistem regulasi sebagaimana yang dahulu pernah terjadi.
Kegiatan Belajar 2
Kualitas Personal Guru Taman Kanak-kanak sebagai Agen Pembaharuan Pendidikan
Pembaharuan pendidikan merupakan sesuatu yang harus diusahakan dan diperjuangkan. Pembaharuan merupakan suatu kerja, tanpa bekerja atau tanpa berbuat tidak akan terjadi pembaharuan. Pada dasarnya, para guru TK berperan sebagai agen pembaharuan pendidikan sepanjang kemauan dan upaya keras untuk melakukannya. Sebagai agen pembaharuan pendidikan, apalagi secara berkesinambungan, memiliki kemampuan saja tidak cukup bagi guru TK; tapi juga perlu kemauan, tekad, dan upaya keras. TK merupakan hal yang sangat diperlukan guna mendorong upaya-upaya pembaharuan.
Secara internal, beberapa faktor psikologis yang para guru lakukan untuk pembaharuan pendidikan. Faktor tersebut adalah : (1) perasaan nyaman yang sudah bisa berlangsung; (2) ketidakmauan menghadapi risiko dari upaya pembaharuan; (3) persepsi bahwa upaya pembaharuan memberikan dampak positif signifikan bagi perkembangan; (4) masih perlu diprioritaskan daripada melakukan upaya. Secara eksternal, kerja yang masih belum efektifnya upaya pembinaan tenaga yang tidak kondusif bagi penumbuhan upaya-upaya pembaharuan. Dengan hambatan-hambatan internal dan eksternal, menyebabkan adanya kesulitan bagi guru TK untuk memerankan diri sebagai agen pembaharuan pendidikan. Kualitas profesional yang dimaksud adalah
1.      Motivasi yang tinggi untuk selalu meningkatkan diri.
Melakukan upaya pembaharuan pendidikan masih merupakan tantangan yang sangat berat bagi para guru.
2.      Kemauan untuk bekerja keras dan keuletan dalam berupaya
Sebagai wujud dari kepemilikan motivasi yang tinggi meningkatkan diri adalah untuk bekerja keras dan keuletan untuk menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.
3.      Kemampuan berfikir kreatif.
Hakikatnya pembaharuan adalah upaya untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda dan lebih baik daripada yang sudah ada. Untuk bisa menghasilkan karya-karya inovatif, para guru perlu memiliki kemampuan berfikir kreatif. Kemampuan berfikir kreatif adalah kemampuan untuk memecah masalah dengan cara baru atau kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Orang yang memiliki kemampuan berfikir memiliki ide-ide yang kaya, asli, dan bersifat fleksibel menghadapi dan memecah persoalan.


4.      Keberanian untuk mengambil resiko
Secara potensial, suatu upaya pembaharuan selalu mengandung resiko. Upaya pembaharuan dimaksudkan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik selama upaya pembaharuan itu berhasil.
5.      Kejelian dalam melihat dan memahami permasalahan
Perubahan atau pembaharuan biasanya akan ada masalah atau kekurangan yang dilakukan.

Untuk itu ada beberapa rekomendasi yang perlu diketahui guru TK
1.      Biasakanlah untuk merefleksikan tugas atau pekerjaan yang dilakukan
2.      Mintalah masukan dari orang lain, khususnya dari murid dan orangtua
3.      Banyaklah membaca dan mengikuti perkembangan pendidikan terkini
4.      Berupayalah untuk mencoba sesuatu yang berbeda dengan yang sudah biasa
5.      Bangunlah hubungan yang baik dengan sesama teman dan pimpinan

Kegiatan Belajar 3
Upaya-upaya Pembaharuan Pendidikan yang Dapat dan Perlu Dilakukan Guru Taman Kanak-kanak.
Pada dasarnya guru leluasa untuk melakukan pembaharuan apapun untuk melakukannya. Upaya-upaya pembaharuan yang perlu diprioritaskan untuk dilakukan oleh guru TK adalah terkait dengan aktivitas pembelajaran. Bisa berkenaan dengan pengembangan kurikulum atau substansi program pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran di TK, pengelolaan kelas atau lebih luasnya pengelolaan lingkungan belajar, media dan alat pembelajaran dan bermain, serta cara mengevaluasi perkembangan dan belajar anak.
1.      Pembaharuan substansi program pembelajaran di TK. Melakukan pembaharuan berkenaan dengan materi pembelajaran di TK berarti guru secara dinamis terus mengembangkan substansi materi pembelajaran di TK. Dalam hal ini guru terus berupaya untuk memilih, memodifikasi, dan mengembangkan materi pembelajaran yang lebih menarik dan mengundang minat anak untuk belajar, lebih memfasilitasi perkembangan anak secara keseluruhan, serta lebih memenuhi tuntutan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat setempat.
Bila seorang guru tidak pernah melakukan modifikasi atau pembaharuan apa pun berkenaan dengan materi program pembelajaran di TK. Dampak dari tidak adanya upaya pembaharuan dalam bidang materi pembelajaran ini bukan saja berakibat pada terhambatnya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar anak, tapi juga dapat menimbulkan kebosanan baik pada guru sendiri maupun pada anak.
Pada prinsipnya, guru perlu terus mencari dan menemukan materi-materi kegiatan baru yang lebih menarik bagi anak sehingga semakin hari mereka memiliki wawasan yang semakin kaya tentang materi-materi kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan, tanpa harus terpaku secara kaku dengan materi-materi kegiatan yang sudah lazim.
Pembaharuan strategi dan metode pembelajaran. Pembaharuan strategi dan metode pembelajaran berarti guru memperbarui cara merancang dan mewujudkan aktivitas pembelajaran kepada anak.
2.      Pembaharuan dalam strategi dan metode pembelajaran juga sangat penting untuk dilakukan karena aspek ini merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran anak. Anak sangat tergantung pada bagaimana materi pembelajaran itu dikemas dan diwujudkan dalam aktivitas pembelajaran. Dengan demikian, unsur strategi dan metode ini dapat dikatakan sebagai jantung dari proses pembelajaran.
3.      Pembaharuan cara pengelolaan kelas atau lingkungan belajar. Secara prinsip, pengelolaan kelas atau lingkungan belajar seyogyanya memungkinkan anak untuk belajar secara kaya melalui berbagai cara. Kelas atau lingkungan belajar harus memungkinkan anak untuk belajar secara variatif baik secara individual, dalam kelompok kecil, maupun secara klasikal. Prinsip ini menghendaki agar guru terus mengkreasi lingkungan belajar sesuai dengan kondisi nyata kelas atau lingkungan belajar yang ada.
4.      Pembaharuan media dan alat pembelajaran. Pembelajaran di TK perlu didukung dengan berbagai alat dan media pembelajaran yang kaya; apakah itu berupa alat peraga, alat bermain, buku, atau berupa media pembelajaran lainnya. Alat dan media pembelajaran yang dapat digunakan semakin kaya dan bervariasi, tidak saja terbatas pada alat-alat atau benda-benda langsung, tapi juga bisa berupa program permainan yang ada di komputer atau berupa film. Di samping dapat memilih dan memanfaatkan alat-alat atau media-media yang sudah tersedia atau diproduksi oleh para pelaku bisnis, guru sebetulnya dapat membuat dan menciptakan sendiri alat-alat yang diperlukan dengan menggunakan bahan-bahan yang murah atau bahkan barang-barang bekas.
5.      Cara evaluasi belajar dan perkembangan anak. Evaluasi diposisikan sebagai bagian terpadu dari proses pembelajaran. Evaluasi bukan sekedar dilakukan untuk mengetahui keberhasilan perkembangan dan belajar anak, tetapi juga harus berpengaruh positif terhadap belajar dan perkembangan anak. Guru bisa lebih memaksimalkan pemanfaatan berbagai kesempatan dan cara untuk mengevaluasi belajar dan perkembangan anak. Kegiatan evaluasi tidak saja didasarkan pada aktivitas-aktivitas khusus yang dirancang untuk kegiatan evaluasi, tetapi aktivitas bermain dan aktivitas-aktivitas informal anak lainnya bisa juga dimanfaatkan guru untuk kepentingan evaluasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar